Skip to main content

Bersyukur atau mengeluh?

Semisal ada 5 kejadian dalam satu hari, 4 kejadian yang menyenangkan dan 1 kejadian yang tidak meneyenangkan. Manakah yang akan Anda ingat-ingat dan ceritakan ke teman?
Jikalau di hari yang sama Anda hanya mengerjakan sholat 4 waktu dan meninggalkan yang 1 waktu sholat. Manakah yang akan Anda ingat-ingat?

Manusia terkadang suka melupakan 4 kejadian menyenangkan dan berkeluh kesah dengan 1 kejadian tidak menyenangkan yang ia alami. Sedangkan terkadang manusia menganggap 4 waktu sholat yang telah ia lakukan lebih bernilai dibandingkan 1 waktu sholat yang ia tinggalkan (lebih banyak yang dikerjakan daripada yang ditinggalkan).

Bahwasanya 4 nikmat yang ia syukuri akan dibalas dengan pahala dan tambahan nikmat yang lebih banyak dan 1 kejadian tidak menyenangkan yang ia sabar atasnya akan mendapatkan pahala dan ampunan dari-Nya. (tidak ada kerugian/selalu menguntungkan)
Sebaliknya mengabaikan 4 nikmat dan berkeluh kesah dengan 1 kejadian tidak menyenangkan akan mendapat murka-Nya dan tidak akan mendapat solusi dari masalah tersebut. (selalu rugiiiiiiiiiii)

1 waktu sholat yang ditinggalkan tidak akan dapat ditebus dengan pahala 4 waktu sholat yang telah dikerjakan kecuali dengan taubat.

Saudaraku......
Pandanglah kecil  1 kejadian yang tidak menyenangkan dengan mensyukuri ke 4 nikmat dan tunggulah KEAJAIBAN dari-Nya
Pandanglah besar dan takut 1 waktu sholat yang kita lalaikan agar Allah mengampuni dosa kita.

Bukankah kita senang kalau ada orang yang membicarakan kebaikan kita bukan kejelekan kita?
Bukankah kita senang dengan orang yang meminta maaf ketika ia melakukan kesalahan kepada kita?

Apalagi Allah! Dekati ia dengan berjalan maka Ia akan mendekati kita dengan berlari! Subhanallah!

###be positive###

Comments

Popular posts from this blog

MENYONTEK SAMA DENGAN KORUPSI

Detik-detik Ujian Sekolah dan Ujian Nasional akan segera tiba bagi siswa yang duduk di kelas VI , IX , dan XII. Ada yang sangat mempersiapkan diri dan mental mereka untuk menghadapi pertemuan ini, ada yang setengah siap, dan ada yang tidak peduli dengan hal ini. Kalau kita mendeskripsikan ke 3 macam siswa ini, kita dapatkan: 1. Siswa yang sangat siap      Siswa yang memikirkan masa depannya, tujuannya, visinya, dan impiannya. Kesiapannya membuat ia percaya diri, optimis, dan tidak mau menyia-nyiakan waktunya. Namun kesiapan ini hendaknya diikuti oleh sikap tAwakal kepada Allah SWT, karena keberhasilan atau kegagalan kita atas kehendak-Nya. Bertawakal artinya berserah diri setelah melakukan usaha secara maksimal. Insya Allah siswa yang sangat siap akan mendapatkan nilai yang bagus. 2. Siswa yang setengah siap      Siswa yang juga memikirkan masa depannya, visinya, dan impiannya namun masih memiliki keraguan akan keberhasilan karena persiapan yang kurang. Persiapn yang kurang ini

IKHTIAR POSITIF ATAU IKHTIAR NEGATIF?

Suatu kesuksesan tidak akan diraih tanpa ikhtiar/usaha. Usaha dapat berupa wujud konkrit atau nyata seperti bekerja. Ikhtiar juga dapat berupa doa dan ibadah yang kita lakukan dengan maksud memohon pertolongan-Nya. Banyak orang yang ketika memiliki keinginan atau menginginkan kesuksesan dengan cara yang melanggar hukum agama. Mereka datang ke "orang pintar" agar diberi bacaan-bacaan, jimat, penglaris dan lain sebagainya agar usaha mereka lancar. Bahkan ada yang puasa sampai 40 hari berturut-turut, bersemedi di gua atau gunung dan melakukan ritual-ritual yang aneh guna mendapat kesuksesan. Dan setelah melakukan kesemuanya itu mereka merasa urusan mereka menjadi lancar, usaha mereka maju, dagangan mereka laris dan lain sebaginya. Padahal Islam telah mengajarkan melalui nabi Muhammad SAW berbagai amalan ibadah untuk meraih kebahagian baik di dunia maupun di akhirat. Supaya rezeki lancar dan hajat terwujud kita dianjurkan Shalat Dhuha minimal 2 rakaat setiap hari dan shal

Wahai Para Penunda

Anda sedang mengejar impian Anda? Wah…selamat! Anda setidaknya sudah memiliki   tujuan hidup. Semoga ada nilai ibadah di dalam impian Anda sehingga Anda akan semakin mulia. Saya ingin punya   sebuah rumah yang besar dan nyaman di mana saya akan menjadikan rumah saya   sebuah “sekolah “ yang mendidik anak-anak saya dengan teladan agama. insya Allah ini adalah impian yang bernilai ibadah di bandingkan dengan keinginan memiliki rumah agar bisa membanggakannya di hadapan orang lain. Namun perjalanan meraih impian ini rupanya diikuti oleh penyusup, yang memperlambat kita sampai ketujuan kita bahkan membuat kita GAGAL. Na’udzubillah. Siapakah penyusup itu? Dia bukan orang lain…..tetapi rupanya DIRI KITA SENDIRI. kita tidak bisa dan tidak boleh menyalahkan orang lain alias mencari kambing hitam atas lambat atau gagalnya pencapaian impian kita. Apalagi menyalahkan Allah yang maha kaya - ini mah kebangetan! Apa yang ada di benak Anda kalau ada yang berkata “ Saya akan mengerjakannya…. be