Skip to main content

Memilih Ekonomi Syariah Untuk Kebaikan di Dunia dan di Akhirat

Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, manusia selalu berusaha untuk meraih kebahagiaan. Berbagai macam cara mereka lakukan untuk meraihnya, baik dengan  cara yang baik maupun yang buruk (baca : cara halal dan haram). Kedatangan agama Islam mengarahkan manusia ke arah pencapaian kebahagian hakiki yakni kebahagian dunia dan kebahagian akhirat melalui aturan agama (syariat). Dalam kehidupan ekonomi, manusia diperintahkan untuk mendapatkan rezeki dengan cara yang halal dan menggunakannya dengan cara yang halal pula. Harta yang halal mendatangkan ketenangan lahir dan batin bagi pemiliknya. Harta yang halal merupakan harta yang penuh keberkahan yaitu berdaya guna yang tinggi walaupun berjumlah sedikit.
  Etika Islam dalam berbisnis selalu dilandasi nilai-nilai ketauhidan, keadilan, kebebasan, pertanggungjawaban, dan kemanfaatan. Ekonomi syariah merupakan ekonomi berkeadilan yang berusaha untuk mengentaskan kemiskinan, menghapuskan riba, dan menghindari spekulasi yang menghalalkan berbagai cara untuk memeroleh keuntungan. Ekonomi syariah merupakan sistem ekonomi yang tepat untuk menjaga stabilitas ekonomi negara. Sedangkan sistem ekonomi konvensional sarat dengan riba karena banyak memberikan tambahan keuntungan yang tidak sesuai dengan syariat Islam dan mengedepankan spekulasi sehingga rentan terpengaruh dengan gejolak krisis moneter .
Dewasa ini, kesadaran untuk kembali ke jalan syariah mulai terasa geliatnya dalam masyarakat Indonesia khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya terutama di bidang ekonomi. Kesadaran ini mendorong tumbuhnya industri-industri syariah. mulai dari perbankan syariah sampai dengan wisata syariah. Kesadaran ini didukung pula dengan tumbuhnya kepercayaan masyarakat terhadap industri syariah yang dalam perjalanannya menunjukkan  performa yang bagus dari segi produk, kualitas layanan dan sistem. Gencarnya program edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai produk dan layanan syariah juga turut andil dalam meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat akan industri syariah ini.
Meningkatnya jumlah Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dua dekade terakhir di Indonesia mengindikasikan bahwa telah tumbuh kepercayaan dalam masyarakat akan perbankan syariah. Pada akhir tahun 2008 terdapat hanya 3 BUS, 28 UUS, dan 124 BPRS sedangkan per September 2013 meningkat menjadi 11 BUS, 24 UUS, dan 160 BPRS. Belum lagi asetnya yang tumbuh melebihi pertumbuhan rata-rata industri perbankan. Per akhir September 2013, aset perbankan syariah mencapai Rp 177 triliun meningkat dari hanya Rp 49,55 triliun pada akhir Desember 2008. Pesatnya pertumbuhan ekonomi Islam membuat kota besar di tiga negara, yakni Dubai, Kuala Lumpur, dan London, berlomba-lomba menjadi pusat ekonomi Islam bahkan London telah menjadi pusat industri keuangan syariah di negara non-muslim.
Industri  pariwisata syariah pun ikut mengalami perkembangan dengan hadirnya banyak hotel syariah, restauran syariah/halal, dan spa syariah yang memisahkan tempat perawatan bagi wanita dan laki-laki. Maksud dari konsep pelayanan syariah ini adalah mulai dari menu dan bahan makanan atau minuman yang disajikan hingga pelayanan tamu yang menginap menerapkan konsep islami.
Saat ini sudah ada beberapa hotel yang berpredikat hotel syariah, diantaranya Hotel Sofyan di Jakarta, Hotel Lingga di Bandung, Hotel Madani di Medan, Hotel Al Quds Royal di Surabaya, dan hotel Grand Kalimas di Surabaya.Walaupun berpredikat hotel syariah, tetapi hal ini tidak mengurangi minat masyarakat untuk menginap bahkan membuat masyarakat lebih merasa nyaman karena mereka tidak akan terganggu oleh hal-hal negatif yang biasanya terdapat di hotel konvensional seperti kehalalan makanan dan menginapnya pasangan yang bukan muhrim.
Sangatlah tepat jika kita sekarang beralih dari ekonomi konvensional ke ekonomi syariah yang lebih menguntungkan baik dari sisi keduniaan maupun sisi keakhiratan. Sangat menguntungkan karena berhubungan langsung dengan kebahagian hidup kita di dunia saat ini dan kebahagian hidup kita di akhirat kelak. Ekonomi konvensional yang telah kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari telah banyak mendatangkan keburukan, krisis ekonomi, membuat jurang antara si kaya dan si miskin karena adanya penghalalan segala cara untuk mendapat keuntungan dan menjauhkan kita dari pelaksanaan perekonomian islami yang mengedepankan keadilan guna mengentaskan kemiskinan.
Bagi individu, ekonomi syariah membuat kita menjadi seorang muslim yang kaffah (menyeluruh) karena kita melaksanakan perintah agama, terhindar dari riba, dan turut serta dalam perkembangan  dan pemberdayaan ekonomi umat serta turut serta dalam progam pengentasan kemiskinan. Salah satu keuntungan lain yang dapat kita peroleh bila menggunakan pembiayaan dari Bank syariah misalnya, untuk uang muka atau down payment (DP) yang mesti kita keluarkan di bank syariah lebih kecil dibandingkan kredit properti di bank konvensional, keuntungan bagi hasil yang kita peroleh jika kita menabung  dari bank syariah merupakan keuntungan yang halal, uang yang kita tabung juga akan digunakan untuk tujuan yang halal bukan untuk tujuan yang tidak baik, misalnya membangun diskotik. 
Bagi pelaku bisnis, ekonomi syariah merupakan  peluang usaha yang sangat potensial untuk mendapatkan keuntungan dengan jalan yang sesuai syariat. Indonesia yang merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia merupakan pasar besar yang potensial bagi industri syariah, baik industri perbankan syariah maupun pariwisata syariah termasuk di dalamnya restauran halal, hotel syariah, spa syariah, dan lain-lain. Peluang ini akan terus berkembang siiring kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup dalam ketenangan dengan ekonomi syariah ini.
Bagi kehidupan bangsa dan bernegara, ekonomi syariah membantu negara ini untuk mampu melewati krisis ekonomi dan menjaga stabilitas ekonomi negara, salah satunya  disebabkan perbankan syariah tidak  terpengaruh dampak dari naik-turunnya nilai tukar rupiah terhadap valuta asing terutama dolar Amerika (perbankan syariah tidak banyak bermain di valuta asing) beda dengan bank konvensional. Selain itu hanya sedikit dari total pembiayaan perbankan syariah yang disalurkan ke sektor korporasi sehingga dampak krisis tidak begitu dirasakan.

Penerapan ekonomi syariah bukan saja dipandang perlu oleh negara kita ini, namun negara-negara non-muslim pun melihat kebaikan-kebaikan dan keuntungan-keuntungan yang dibawa oleh ekonomi syariah ini. Ekonomi syariah akan membawa keuntungan bagi negara kita, kehidupan kita sebagai individu, sebagai warga negara, maupun sebagai pelaku bisnis yang tentunya akan membawa kita kepada kebahagian di dunia sesuai dengan syariat yang akan mengantarkan kita ke kebahagian di akhirat. Jadi, ekonomi syariah bukan hanya menguntungkan tetapi paling menguntungkan.  

Comments

Popular posts from this blog

Apakah Kita Lebih Baik dari Mereka?

Bagaikan menonton sebuah pertandingan sepak bola, penonton merasa paling tahu dan paling jago dalam bermain sepak bola. Setiap bentuk aktivitas oleh seorang pemain yang dianggap suatu kesalahan oleh penonton dijadikan bahan ejekan bahkan makian oleh mereka.  "Harusnya dioper ke depan!" "Kenapa tidak ditendang langsung?" "Biang kerok kekalahan!" Berbagai macam komentar yang seakan pemain tersebut sama sekali tidak memberikan kontribusi positif kepada timnya.  Penonton yang merasa lebih tahu bagaimana seharusnya bola itu dimainkan. Padahal kalau mereka mencoba bermain, mungkin menendang bola saja mereka belum tentu mampu. Di kehidupan sehari-hari kitapun banyak orang-orang yang seperti ini. Merasa paling benar dan mampu dengan banyak menyalahkan orang lain, memberikan kritikan yang tidak membangun, dan merasa senang dengan keburukan dan kesulitan yang dihadapi oleh orang lain. Hidupnya banyak diisi dengan mengomentari orang lain dan mencari kambing hitam ata...

NO HOAX PLEASE!

Kalau kita mau berpikir sejenak dengan akal logika yang sehat, tentulah tindak tanduk, tingkah laku, perangai dan kegiatan yang kita lakukan akan mengantarkan kita ke arah kebaikan yang akan mendatangkan ridho-Nya. Kalau Allah SWT sudah ridho, pastilah surga tempat kembali kita kelak. Namun banyak masih ada orang yang berharap surga-Nya, namun dalam keseharian melakukan kegiatan yang menjauhkan dirinya dari ridho Allah SWT. Bagaimana tidak, mulutnya dipakai untuk mencaci maki, menghina, menyebarkan berita bohong, ghibah. Kemampuan IT nya digunakan untuk menyebarkan kebohongan, kebencian, mengadu domba dan menyesatkan umat. Bagaimana bisa orang yang berharap ridho dan surga-Nya mencaci maki ajaran agama lain? Bagaimana bisa orang yang berharap ridho dan surga-Nya menyebarkan berita bohong dan fitnah di mana-mana? Bagaimana bisa orang yang berharap ridho dan surga-Nya melakukan kekerasan terhadap orang lain tanpa hak yang dibenarkan? Bagaimana bisa orang yang berharap ridho d...

MENCIPTAKAN GENERASI TANPA UTANG

GENERASI TANPA UTANG Apa mungkin generasi seperti ini ada? Kalau kita lihat sekitar kita, hampir seluruh orang memiliki utang. Apalagi di zaman dimana setiap orang ingin memiliki berbagai macam barang untuk melengkapi gaya hidup mereka yang semakin lama semakin hedonist, mengejar kesenangan. Hal ini diperparah dengan kemudahan kepemilikan barang dengan sistem cicilan yang tidak syar'i yang semakin membuat setiap individu merasa mampu untuk mencicil barang tersebut. Bahkan walaupun tidak mampu, dipaksakan untuk mencicil dengan alasan "kalo tidak nyicil mana bisa punya barang." Mindset nyicil inilah yang ditularkan dari generasi ke generasi sehingga kebiasaan berutang mengakar jauh ke alam bawah sadar yang membuat kita tidak bisa lepas dari utang. Kapankah kita mulai belajar berutang sehingga menjadi kebiasaan buruk yang sulit dihindari? Kebiasaan berutang ini bisa muncul bahkan saat kita belum memiliki penghasilan sendiri. Saat kita lupa bawa uang jajan, kita...