Kebanyakan manusia jika ia ditimpa suatu
permasalahan, maka ia akan merasa galau, gundah gulana, putus asa, menyalahkan
oranglain bahkan menyalahkan Allah SWT. Setiap manusia pastilah mempunyai masalah.
Baik dia anak kecil ataupun dewasa, kaya maupun miskin, cantik ataupun jelek.
Permasalahan yang kita hadapi tersebut mungkin ujian/cobaan untuk kita ataupun
sekedar “teguran” dari-Nya agar kita memperbaiki diri.
Apa pun yang kita alami, baik atau buruk
menurut pandangan kita, kalau kita menyikapi hal tersebut dengan keyakinan
bahwa itu yang terbaik dari Allah SWT, maka Insya Allah hasil dari kita berbaik
sangka kepada Allah SWT hasilnya adalah kita mendapat sesuatu yang lebih baik.
Tentu saja dengan tetap berdoa dan berikhtiar walaupun ikhtiar yang dilakukan
kadang-kadang tidak sesuai dengan impian yang kita inginkan.
Ada sebuah kisah nyata dimana prasangka baik
kepada Allah Swt, pada akhirnya membuahkan hasil yang baik:
Namanya sebut saja Adi. Adi menikah ketika
berusia 23 tahun sedangkan istrinya berusia 21 tahun. Keduanya menikah ketika
mereka menginjak tahun ke-3 kuliah pada tahun 2001. Mereka masuk kuliah di
Universitas Negeri Jakarta (UNJ dulu IKIP Jakarta) pada tahun 1998. Adi pernah
menuliskan impiannya di sebuah agenda yang salah satunya adalah menjadi seorang
Pegawai Negeri Sipil (PNS), pada saat itu Adi belum lulus kuliah.
Adi menjalani kuliah sambil bekerja sehingga
kuliah yang seharusnya bisa ditempuh selama 4-5 tahun ditempuh adi selama 9 tahun. Memikirkan bahwa
usianya bertambah terus di kampus dan peluang menjadi PNS semakin sangat tipis
(biasanya persyaratan PNS usia maksimal 27 tahun sedangkan adi di usia 29 masih
kuliah), Adi tidak menjadi pesimis bahkan terus berpikir positif terhadap apa
yang ia alami. Tahun 2007, setelah 9 tahun kuliah (pada saat itu masa studi 7
tahun, cuti 1 tahun dan perpanjangan masa studi 1 tahun) akhirnya Adi lulus.
Selama kuliah Adi pernah bekerja menjadi sales
di KIA Mobil tetapi harus resign (PHK) pada akhir bulan Ramadhan namun
kekhawatiran terhadap rezeki menjelang
idul fitri ia buang jauh-jauh. Melalui
temannya di KIA terdahulu, ia bekera kembali sebagai sales KIA tetapi di dealer
yang berbeda. Di tempat baru ini pun Adi
harus resign kembali setelah mencoba sebulan menjual mobil tanpa digaji. Hal
tersebut pun tak membuatnya patah semangat.
Ketika menerima ijazah kelulusan sarjana, Adi
melamar ke sebuah sekolah Islam di Depok. Tidak sampai dua tahun Adi
mengundurkan diri karena perbedaan paham
dengan pihak sekolah padahal saat itu Adi belum mempunyai pekerjaan lain dan
harus menghidupi istri dan ketiga anaknya. Namun Adi yakin Allah akan
memberikan tempat yang lebih baik. Surat pengunduran diri belum diserahkan
namun tiba-tiba temana lama Adi di kampus yang bernama Didi (Adi bertemu dan
berkomunikasi dengan Didi terakhir tahun kurang lebih 6 tahun yang lalu)
menelepon. “Adi, lo mau nggak gantiin gue honor di SMAN di Jakarta Timur?” kata
Didi di telepon. Alhamdulillah, subhanallah kata Adi dalam hati. Allah
sebaik-baiknya pemberi rezeki, belum sampai keluar dari sekolah lama, tapi
Allah sudah memberikan tempat rezeki yang lebih baik. “Mau Di… terima Kasih,”
Kata Adi.
Di SMAN, Adi mendapat gaji yang lebih besar dan
keluasan waktu yang lebih banyak untuk keluarga dibandingkan di sekolah
lamanya. Di sini jugalah Allah menunjukkan kembali kuasanya bagi hamba-Nya yang
memohon, berikhtiar dan berbaik sangka kepada-Nya. Saat itu baru satu semester
berlalu, Adi di panggil wakil kepala sekolah dan dijelaskan bahwa ia harus
keluar dari SMAN tersebut karena guru yang Adi bantu kekurangan jam mengajar.
Dengan adanya Adi, guru tersebut
mengajar kurang dari 24 jam pertemuan sebagai syarat penerima sertifikasi guru.
“Bapak, saya minta waktu sampai akhir tahun ajaran agar bisa melamar di sekolah
lain,” Adi berkata kepada wakil kepala sekolah. “Baik pak, kami akan memberikan
waktu sampai tahun ajaran berakhir,” kata wakasek. “Saya yakin pak, insya Allah, Allah akan
memberikan saya tempat yang lebih baik setelah dari sini,”jelas Adi.
Di SMAN inilah keajaiban yang mendekatkan Adi
kepada impiannya dimulai. Ketika Adi sedang di meja piket, rekan Adi sesama
guru mendatangi Adi sambil memperlihatkan Koran Cibinong (kabupaten Bogor) yang
berisi tentang penerimaan CPNS Kota bogor tahun 2009, Subhanallah semua
persyaratan yang ditentukan dapat Adi penuhi (biasanya ada syarat yang Adi
tidak penuhi kalau ingin mencoba tes CPNS). Singkat cerita Adi harus bersaing
dengan 35 pelamar formasi guru mata pelajaran yang sama untuk mendapatkan satu
formasi yang tersedia. Akhirnya setelah 2 tahun lulus dari kuliah dan hanya
ikut satu kali tes CPNS Adi pun lulus dan menjadi PNS guru tahun 2009 lalu.
SUBHANALLAH, dengan berprasangka baik kepada
Allah Koran Cibinong dapat sampai ke Adi yang mengajar di Jakarta. SUBHANALLAH
semua persyaratan dapat Adi penuhi mulai dari usia, pendidikan dan lainnya yang
biasanya Adi harus menyerah sebelum bertanding. SUBHANALLAH dari 36 pelamar
termasuk Adi (Banyak senior Adi yang ikut serta tes CPNS tsb), Yang terpilih
adalah Adi tanpa perlu jalur belakang (KKN, Suap, dll).
Sobat, Berprasangka baiklah kepada Allah,
teruslah berdoa dan berikhtiar, mintalah selalu yang terbaik pada-Nya, Insya
Allah Ia akan mendekatkan kita pada impian kita.
Jadi hal yang perlu kita lakukan bila mempunyai
impian:
1.
Berdoa
(termasuk di dalamnya sholat sunah)
2.
Ikhtiar
sambil menunggu jawaban dari Allah
3.
Sabar dan tawakal
4.
Sedekah
(Semua tulisan bukan bermaksud menggurui tetapi
sekedar pembelajaran untuk penulis sendiri. Ambil yang baik, buang yang buruk)J
Comments
Post a Comment