Skip to main content

Cari Tahu Siapa Temannya

Tulisan ini sebenarnya ditujukan untuk mereka yang saat ini sedang mencari   calon pasangan hidup. Islam melarang  kita berpacaran sehingga untuk mengetahui akhlak calon pasangan kita adalah melalui orang-orang yang telah mengenalnya bukan melalui hubungan seperti pacaran.

Kalau kita ingin mengetahui baik atau tidaknya calon pasangan kita, kita bisa mengetahui dari dengan siapa dia berteman. Cari tahu minimal 5 orang sahabatnya yang dia sering menghabiskan waktu bersama mereka. Kalau lebih banyak sahabatnya yang baik, Insya Allah dia juga baik. Tetapi jika sebaliknya, maka Insya Allah dia tidak jauh berbeda dengan sahabatnya tersebut.

Air tidak akan bercampur dengan minyak, kebaikan dan keburukan tidak akan bersatu, orang baik-baik tidak akan menjadikan orang yang tidak baik menjadi sahabat (sahabat itu lebih erat hubungannya daripada teman). Orang baik-baik akan berkumpul ditempat yang baik dan sebaliknya.

Cinta boleh buta tetapi dengarkan melalui telinga dan kata hati agar tidak terjadi penyesalan.Tidak ada kesenangan dalam derita karena mencintai orang yang salah. Cintailah seseorang karena Agamanya bukan karena harta dan kedudukan. Syukur-syukur mendapatkan seseorang yang agamanya baik, ekonominya baik, kedudukannya baik, AAAmiiin. Just pray to Allah, Insya Allah keinginan kita tercapai


Comments

Popular posts from this blog

Apakah Kita Lebih Baik dari Mereka?

Bagaikan menonton sebuah pertandingan sepak bola, penonton merasa paling tahu dan paling jago dalam bermain sepak bola. Setiap bentuk aktivitas oleh seorang pemain yang dianggap suatu kesalahan oleh penonton dijadikan bahan ejekan bahkan makian oleh mereka.  "Harusnya dioper ke depan!" "Kenapa tidak ditendang langsung?" "Biang kerok kekalahan!" Berbagai macam komentar yang seakan pemain tersebut sama sekali tidak memberikan kontribusi positif kepada timnya.  Penonton yang merasa lebih tahu bagaimana seharusnya bola itu dimainkan. Padahal kalau mereka mencoba bermain, mungkin menendang bola saja mereka belum tentu mampu. Di kehidupan sehari-hari kitapun banyak orang-orang yang seperti ini. Merasa paling benar dan mampu dengan banyak menyalahkan orang lain, memberikan kritikan yang tidak membangun, dan merasa senang dengan keburukan dan kesulitan yang dihadapi oleh orang lain. Hidupnya banyak diisi dengan mengomentari orang lain dan mencari kambing hitam ata...

NO HOAX PLEASE!

Kalau kita mau berpikir sejenak dengan akal logika yang sehat, tentulah tindak tanduk, tingkah laku, perangai dan kegiatan yang kita lakukan akan mengantarkan kita ke arah kebaikan yang akan mendatangkan ridho-Nya. Kalau Allah SWT sudah ridho, pastilah surga tempat kembali kita kelak. Namun banyak masih ada orang yang berharap surga-Nya, namun dalam keseharian melakukan kegiatan yang menjauhkan dirinya dari ridho Allah SWT. Bagaimana tidak, mulutnya dipakai untuk mencaci maki, menghina, menyebarkan berita bohong, ghibah. Kemampuan IT nya digunakan untuk menyebarkan kebohongan, kebencian, mengadu domba dan menyesatkan umat. Bagaimana bisa orang yang berharap ridho dan surga-Nya mencaci maki ajaran agama lain? Bagaimana bisa orang yang berharap ridho dan surga-Nya menyebarkan berita bohong dan fitnah di mana-mana? Bagaimana bisa orang yang berharap ridho dan surga-Nya melakukan kekerasan terhadap orang lain tanpa hak yang dibenarkan? Bagaimana bisa orang yang berharap ridho d...

MENCIPTAKAN GENERASI TANPA UTANG

GENERASI TANPA UTANG Apa mungkin generasi seperti ini ada? Kalau kita lihat sekitar kita, hampir seluruh orang memiliki utang. Apalagi di zaman dimana setiap orang ingin memiliki berbagai macam barang untuk melengkapi gaya hidup mereka yang semakin lama semakin hedonist, mengejar kesenangan. Hal ini diperparah dengan kemudahan kepemilikan barang dengan sistem cicilan yang tidak syar'i yang semakin membuat setiap individu merasa mampu untuk mencicil barang tersebut. Bahkan walaupun tidak mampu, dipaksakan untuk mencicil dengan alasan "kalo tidak nyicil mana bisa punya barang." Mindset nyicil inilah yang ditularkan dari generasi ke generasi sehingga kebiasaan berutang mengakar jauh ke alam bawah sadar yang membuat kita tidak bisa lepas dari utang. Kapankah kita mulai belajar berutang sehingga menjadi kebiasaan buruk yang sulit dihindari? Kebiasaan berutang ini bisa muncul bahkan saat kita belum memiliki penghasilan sendiri. Saat kita lupa bawa uang jajan, kita...