Skip to main content

Visualisasi

Apa itu visualisasi ? Visualisasi adalah kegiatan membayangkan harapan/impian kita seolah-olah kita telah mendapatkannya.
Apakah visualisasi itu penting? -Jelas!
^ Apakah penemu pesawat terbang tidak membayangkan impiannya?
^ Apakah penemu mobil tidak membayangkan impiannya?
^ Apakah penemu televisi tidak membayangkan impiannya?
^ Apakah NASA tidak membayangkan impiannya agar ada manusia yang menginjakkan kakinya di bulan?
----- Pastilah mereka membayangkannya! Kalau tidak bagaimana mereka bisa membuatnya menjadi nyata kalau bayangannya saja tidak ada???

Apakah ini tidak dibayangkan sebelumnya?
Sekarang Anda ingin penghasilan 5 juta/bulan? --- punya mobil? ---- menghajikan orang tua?
Mulailah bervisualisasi!
Tapi bagaimana caranya? ---saya ingin penghasilan saya 5 juta, bagaimana cara visualisasinya? Bagaimana cara saya dapat 5 juta saja sudah membuat saya bingung. Sayakan hanya pegawai rendahan. (makanya saya menuliskan di sini penghasilan bukan gaji)
Itulah baiknya Allah SWT pemilik alam semesta ini. Anda hanya cukup memvisualisasikan dengan 5 juta itu anda mau melakukan apa. Bayangkan buku tabungan anda tetera 5 juta setiap bulannya, dengan uang itu anda dapat membayar uang sekolah anak anda, mengajak keluarga jalan-jalan makan di luar, mencicil rumah dan lain-lain. Terserah anda…kalau 5 juta kurang…punyai impian yang lebih besar 10 juta, 20 juta atau bahkan 100 juta perbulan.
Lakukan visualisasi sesuai dengan impian anda.
Apa mungkin? Bisa! Perhatikan sekitar kita…
·         Ada tidak yang gajinya 10 juta/bulan? ----Ada!
·         Yang gajinya 20 juta/bulan? ---- Ada!
·         100 juta/bulan? ---Ada! Karena itu Anda pasti BISA mendapatkannya
Anda mau mobil? -----bayangkan anda mengendari mobil dengan orang yang anda sayangi. Bayangkan jenisnya ; Honda jazz?, Suzuki APV, Toyota Alphard? Bayangkan warnanya,rasakan kelembutan tempat duduknya.
Menginjakkan kaki di bulan dari tidak ada dan mustahil menjadi ada. Apa lagi kalau cuma impian kita, yang sudah ada orang yang mampu meraihnya, sudah ada, pasti lebih mudah.
Bagaimana cara kerja visualisasi sampai bisa menghantarkan kita meraih impian kita?
Apa yang terpikir kita terus menerus akan menetap di pikiran bawah sadar kita. Apa yang kita alami saat ini adalah apa yang telah terprogram di pikiran  bawah sadar kita. Dengan visualisasi kita memprogram pikiran bawah sadar kita sesuai dengan impian kita.Bila pikiran bawah sadar kita telah terprogram dengan impian kita, maka pada saat itulah Anda akan mencapai impian Anda. Keyakinan pencapaian impian sangat berkenaan dengan cara kerja otak kanan yang spontan, tidak betele-tele. Sedangkan otak kiri anda lebih mengedapankan logika dan analisis yang menyebabkan anda lambat mengambil keputusan, ragu akan impian anda dan sering menganggap anda tidak mampu. Itulah yang menyebabkan impian Anda susah Anda raih…terlalu banyak berlogika.
Pernahkah anda mendapat rezeki yang datang tiba-tiba? ----pasti pernah.
Tapi apakah anda merencanakan rezeki itu atau memikirkan caranya (berlogika)? Saya rasa tidak!
Itulah cara kita meraih impian, melatih otak kanan kita dengan melakukan sesuatu dengan KEYAKINAN! Bukankan Allah itu menurut perasangkaan hambanya? Allahlah yang akan membuat cara /jalan agar kita meraih impian kita, tinggal kita yakin dan jeli melihat tanda-tanda yang di berikan-Nya.
Ada cerita fiksi yang saya ambil dari bonus CD buku Mas Ippho Santosa, seorang pakar otak kanan.
Di sebuah desa yang selama ini penduduknya merasa tentram, terjadi hujan yang turun dengan lebatnya. Tidak berapa lama air mulai menggenangi desa tersebut hingga ke mata kaki. Pendudukpun mulai bergegas mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Ada seorang kakek yang diajak mengungsi oleh tetangganya namun ia bersikeras tinggal di desa tersebut karena ia yakin akan pertolongan Allah. “Bukankah Allah maha pengasih? Pasti Dia akan menolong saya.” Alasan sang kakek. Tetangganya pun meninggalkan kakek itu.
Hujan terus mengguyur desa itu hingga air menggenangi desa sampai pinggang orang dewasa. Para sukarelawan dengan menggunakan perahu karet datang mencari penduduk yang masih tertinggal. Mereka sampai ke rumah kakek tersebut.
“Ayo kakek ikut kami, sebentar lagi tempat ini akan tenggelam.” Namun kakek itu masih bersikeras memilih tinggal di rumahnya dengan alasan yang sama. “Allah kan Maha Pengasih, saya pasti akan di tolong-Nya!”
Ketika air sampai setinggi leher orang dewasa, sang kakek mencoba bertahan dengan naik ke atas genting rumahnya. Beberapa lama di atas genting, datanglah tim SAR dengan menggunakan helikopter mencari sisa penduduk yang terjebak oleh banjir dahsyat itu dan menemukan sang kakek. “Ayo kek, rumah ini akan tenggelam.” Dengan marah kakek menjawab,”kan sudah saya bilang Allah Maha pengasih, pasti Dia akan menolong saya!”
Singkat cerita kakek itupun tenggelam dan meninggal. Di akhirat kakek itu bertemu malaikat dan marah-marah.”saya kan percaya Allah akan menolong saya! Tapi kenapa saya tidak ditolong?” ujar sang kakek. Malaikat berkata,”Kata siapa Dia tidak menolong Kamu? Bukankah Dia telah mengirimkan tetangga yang mengajakmu mengungsi? Bukankah Dia juga mengirimkan perahu karet untuk menyelamatkanmu? Bukankah Dia juga telah mengirimkan helikopter untuk meyelamatkan kamu tapi kamu tolak?
Walaupun sekedar cerita, namun itulah yang harus kita lakukan, jeli melihat tanda-tanda dari Allah. Kalau Allah SWT telah memperlihatkan tanda-tanda untuk keberhasilan kita, tangkap peluang itu dan ACTION!!! Jangan menunda.

Comments

Popular posts from this blog

Apakah Kita Lebih Baik dari Mereka?

Bagaikan menonton sebuah pertandingan sepak bola, penonton merasa paling tahu dan paling jago dalam bermain sepak bola. Setiap bentuk aktivitas oleh seorang pemain yang dianggap suatu kesalahan oleh penonton dijadikan bahan ejekan bahkan makian oleh mereka.  "Harusnya dioper ke depan!" "Kenapa tidak ditendang langsung?" "Biang kerok kekalahan!" Berbagai macam komentar yang seakan pemain tersebut sama sekali tidak memberikan kontribusi positif kepada timnya.  Penonton yang merasa lebih tahu bagaimana seharusnya bola itu dimainkan. Padahal kalau mereka mencoba bermain, mungkin menendang bola saja mereka belum tentu mampu. Di kehidupan sehari-hari kitapun banyak orang-orang yang seperti ini. Merasa paling benar dan mampu dengan banyak menyalahkan orang lain, memberikan kritikan yang tidak membangun, dan merasa senang dengan keburukan dan kesulitan yang dihadapi oleh orang lain. Hidupnya banyak diisi dengan mengomentari orang lain dan mencari kambing hitam ata...

NO HOAX PLEASE!

Kalau kita mau berpikir sejenak dengan akal logika yang sehat, tentulah tindak tanduk, tingkah laku, perangai dan kegiatan yang kita lakukan akan mengantarkan kita ke arah kebaikan yang akan mendatangkan ridho-Nya. Kalau Allah SWT sudah ridho, pastilah surga tempat kembali kita kelak. Namun banyak masih ada orang yang berharap surga-Nya, namun dalam keseharian melakukan kegiatan yang menjauhkan dirinya dari ridho Allah SWT. Bagaimana tidak, mulutnya dipakai untuk mencaci maki, menghina, menyebarkan berita bohong, ghibah. Kemampuan IT nya digunakan untuk menyebarkan kebohongan, kebencian, mengadu domba dan menyesatkan umat. Bagaimana bisa orang yang berharap ridho dan surga-Nya mencaci maki ajaran agama lain? Bagaimana bisa orang yang berharap ridho dan surga-Nya menyebarkan berita bohong dan fitnah di mana-mana? Bagaimana bisa orang yang berharap ridho dan surga-Nya melakukan kekerasan terhadap orang lain tanpa hak yang dibenarkan? Bagaimana bisa orang yang berharap ridho d...

MENCIPTAKAN GENERASI TANPA UTANG

GENERASI TANPA UTANG Apa mungkin generasi seperti ini ada? Kalau kita lihat sekitar kita, hampir seluruh orang memiliki utang. Apalagi di zaman dimana setiap orang ingin memiliki berbagai macam barang untuk melengkapi gaya hidup mereka yang semakin lama semakin hedonist, mengejar kesenangan. Hal ini diperparah dengan kemudahan kepemilikan barang dengan sistem cicilan yang tidak syar'i yang semakin membuat setiap individu merasa mampu untuk mencicil barang tersebut. Bahkan walaupun tidak mampu, dipaksakan untuk mencicil dengan alasan "kalo tidak nyicil mana bisa punya barang." Mindset nyicil inilah yang ditularkan dari generasi ke generasi sehingga kebiasaan berutang mengakar jauh ke alam bawah sadar yang membuat kita tidak bisa lepas dari utang. Kapankah kita mulai belajar berutang sehingga menjadi kebiasaan buruk yang sulit dihindari? Kebiasaan berutang ini bisa muncul bahkan saat kita belum memiliki penghasilan sendiri. Saat kita lupa bawa uang jajan, kita...